Pasca kemerdekaan Indonesia, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) berusaha meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara khusus dibidang pendidikan dan kesehatan. Jumlah sekolah yang dibangun dan diasuh oleh HKBP mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas semakin meningkat dan tersebar diberbagai daerah pelayanan gereja HKBP. Dengan berjalannya waktu dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia, muncul berbagai permasalahan ditengah-tengah masyarakat, secara khusus ditengah-tengah warga HKBP mulai dari permasalahan; ekonomi, sosial, kesejahteraan, hukum, politik hingga pendidikan. Hal itu mendorong HKBP untuk meningkatkan mutu pendidikan hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pada tahun 1950-an, mendirikan sebuah universitas ditengah-tengah masyarakat HKBP menjadi impian realistis sesuai dengan perkembangan, disamping karena sudah menjadi tuntutan zaman serta didukung dengan jaringan sekolah menengah atas yang telah dimiliki HKBP. Hal ini juga didukung dengan animo masyarakat untuk mengakses pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, namun mereka terbatas dengan kepemilikan uang disamping tingkat pendapatan masyarakat masih terbatas, dan pendidikan tinggi umumnya masih berpusat di Pulau Jawa, dengan demikian masyarakat secara khusus di kawasan Tapanuli terkendala dalam menyekolahkan anak-anaknya/keluarganya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau perguruan tinggi.
Impian untuk mendirikan universitas ditengah-tengah HKBP yang dimulai pada awal tahun 1950-an, akhirnya disuarakan pada Sinode Godang HKBP pada tahun 1952. Pada tahun 1953 dibentuk panitia yang bertugas mempersiapkan pendirian universitas tersebut. Pendirian universitas ditengah-tengah HKBP adalah untuk menjawab tuntutan akan pentingnya pendidikan tinggi yang terjangkau masyarakat, serta atas keinginan anggota-anggota dan para tokoh gereja secara khusus HKBP untuk mendirikan perguruan tinggi bernuansa Kristiani secara khusus dan Sumatera Utara.
Pendirian universitas milik HKBP pada tahun 1953-1954, telah diawali dengan berdirinya dua (2) universitas di Medan Propinsi Sumatera Utara. Kedua universitas dimaksud adalah Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), dan Universitas Sumatera Utara (USU) berdiri pada pertengahan tahun 1952 yang awalnya merupakan sebuah yayasan yang bergerak dibidang pendidikan.
Tepatnya pada tanggal 7 Oktober 1954 universitas milik HKBP yang diberi nama Universitas HKBP Nommensen berdiri di Pematang Siantar. Pemberian nama “Nommensen” menjadi nama univeritas ini memiliki landasan philosofis serta berdasarkan pemikiran-pemikiran para tokoh dan pimpinan HKBP. Pencantuman nama “Nommensen” pada universitas milik HKBP didasarkan pada fakta teologis bahwa Dr. I. L.Nommensen adalah “hamba Tuhan (parhitean ni Debata)” yang menyebarkan Injil (kabar baik) di Tanah Batak. Dr. I. L. Nommensen mengabdikan hidupnya untuk mengabarkan berita keselamatan ketengah-tengah masyarakat batak.
Pelayanan yang dilakukan Dr. I. L.Nommensen, membuahkan satu organisasi gereja, yaitu Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan merupakan salah satu organisasi gereja terbesar di Indonesia pada saat ini. Hal itulah yang melatarbelakangi pemikiran para tokoh dan pimpinan HKBP melalui suatu rapat, sehingga memutuskan nama “Nommensen” menjadi nama yang tepat dan indah bagi universitas milik HKBP dengan harapan bahwa perguruan tinggi ini akan memberikan dampak bagi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Universitas HKBP Nommensen didirikan dalam rangka menjalankan Tri Tugas panggilan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Salah satu yang menjdi ciri pelayanannya adalah menjadi terang dunia (Matius 28:18-20) dan menjadi berkat bagi dunia (Kejadian 12:2-3). Pada salah satu dokumen yang dikeluarkan oleh panitia pendiri disebutkan bahwa Universitas HKBP Nommensen didirikan (dipajongjong); “Asa parsamean ni angka partogi na bisuk dohot na malo do universiteit on di bangsonta, dohot mangurupi angka na hurang di sibahenon laho pasikkolahon angka ianakkon nasida tu parsikkolaan na timbo na adong di Pulo Jawa, i do umbahen dipajongjong”.
Universitas HKBP Nommensen tentu diharapkan menjadi “sumber para pemikir-pemikir” yang berperan secara khusus dalam membantu pelayanan gereja HKBP ditengah-tengah masyarakat dan berperan memberikan sumbangsih pemikiran dalam membangun bangsa dan negara Indonesia. Universitas HKBP Nommensen diharapkan dapat melahirkan pemimpin yang cakap dan takut akan Tuhan, dapat dipercaya dan berkarakter (Keluaran 18:21). Sesungguhnya, apa yang dituliskan para pendiri Universitas ini, adalah pernyataan resmi dari misi khusus Universitas HKBP Nommensen.
Tri Tugas Panggilan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), tentu menjadi tugas khusus yang harus diemban Universitas HKBP Nommensen, yang dapat diimplementasikan lewat pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sebagai tugas utama dari pada civitas akademika Universitas HKBP Nommensen.
Pada tanggal 7 Oktober 1954, bertepatan dengan Ulang Tahun ke-73 HKBP, pada saat itu Universitas HKBP Nommensen diresmikan dan pada awal pembukaannya universitas ini memiliki tiga (3) fakultas yaitu; a) Fakultas Hukum dengan jumlah mahasiswanya 18 (delapan belas) orang, namun karena kesulitan dalam pemenuhan dosen, pada tahun 1955 fakultas ini ditutup. Pada tahun 1980 fakultas ini dibuka kembali di Kampus Medan untuk memenuhi permintaan masyarakat; b) Fakultas Ekonomi dengan jumlah mahasiswa 16 (enam belas) orang; c) Fakultas Theologia dengan jumlah mahasiswa 2 (dua) orang. Dan pada tahun 1978 berdasarkan keputusan sinode godang, fakultas ini berdiri sendiri menjadi Sekolah Tinggi Teologia (STT) HKBP di Pematang Siantar dan diasuh oleh pucuk pimpinan HKBP.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemudian dibuka Fakultas Akutansi dan Niaga (FAN) pada tahun 1961 dan diubah menjadi Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik pada tahun 2015, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tahun 1962, Fakultas Teknik tahun 1975, Fakultas Peternakan tahun 1976, dan Fakultas Pertanian pada tahun 1984, Fakultas Bahasa dan Seni tahun 1987, Fakultas psikologi tahun 2001, Program Pasca Sarjana tahun 2003 dan Fakultas Kedokteran Tahun 2009 dan saat ini Universitas HKBP Nommensen telah mengasuh 10 fakultas dan 1 (satu) Pasca Sarjana, dengan 31 program studi.
Fakultas Pertanian berdiri tahun 1984 dengan visi menjadi Fakultas Pertanian yang terdepan dan unggul dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di Provinsi Sumatera Utara. Fakultas Pertanian diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pertanian yang menunjang pembangunan nasional berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dan turut serta dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pada awal berdirinya Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen memiliki 4 (empat) jurusan atau program studi yaitu; a) Agronomi; b) Ilmu Tanah; c) Sosial Ekonomi Pertanian; d) Teknologi Hasil Pertanian. Akibat perubahan peraturan, maka pada saat ini Fakultas Pertanian mengelola 3 (tiga) Program Studi, yaitu; a) Agroekoteknologi (terakreditasi B); b) Agribisnis (terakreditasi B); c) Teknologi Hasil Pertanian (terakreditasi B).
Fakultas pertanian memengang peran strategis dalam proses pembangunan di Indoensia, terutama dalam pembangunan sektor pertanian. Dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian harus berperan sebagai penggerak inovasi baru dalam proses pembangunan pertanian berkelanjutan baik dari hulu-hilir sampai pengolahan, termasuk management produk pertanian, agar memiliki nilai tambah dan berdaya saing, dan mampu sebagai agen promosi produk pertanian lokal. Mahasiswa juga dituntut untuk mampu memberikan masukan kepada rule-maker, serta memberikan edukasi kepada masyarakat yang dapat membantu masyarakat menjalankan kegiatan pertanian.
Pada satu sisi minat masyarakat/ lulusan SMA sederajat untuk menimba ilmu dibidang pertanian sangatlah kecil, dan tingkat persaingan lulusan untuk mendapatkan pekerjaan sangat kompetitif. Sehingga diperlukan inovasi, kreasi termasuk pembenahan kurikulum dalam mempersiapkan lulusan yang handal dan kompeten dibidang bertanian.
Dalam meningkatkan minat masyarakat/ lulusan SMA sederajat untuk menimba ilmu di Fakultas Pertanian serta meningkatkan daya saing lulusan agar mampu bersaing didalam memperebutkan lapangan perkejaaan, maka Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen harus melakukan “transformasi” dalam menghadirkan layanan pendidikan tinggi yang unggul dan berdaya saing.
Transformasi adalah perubahan, yaitu perubahan terhadap suatu hal atau keadaan. Sesuatu hal atau keadaan yang berubah lebih baik harus menjadi membudaya. Perlu dilakukan perubahan mendasar dalam tatakelola institusi Fakultas Pertanian, salah satunya terkait dengan “Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)”. Budaya mutu adalah bagian dari transformasi menuju perubahan yang lebih baik. Pada periode 2023-2027, program pembinaan dan pengembangan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen akan diarahkan untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, “ber-transformasi menuju Fakultas Pertanian Unggul 2025” berlandaskan Visi UHKBPN 2019-2023, “Menjadi universitas unggul, bermartabat dan berdayasaing global menuju Perguruan Tinggi berkelas dunia dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi berlandaskan kasih untuk Tuhan dan Ibu Pertiwi (Pro Deo et Patria)”.(*hln).